Senin, 30 Desember 2013

Dosenku

Saya belajar dari seorang dosen yang menerapkan mengenai apa arti "empati kognitif"
beliau memang seorang dosen yang bisa dikatakan dosen terbaik di kampus saya,
jelas saya tidak sepandai dan sehebat beliau, dari sudut pandang akademik bisa dikatakan jauh.. tapi bukan berarti saya tidak bisa melebihi beliau dimasa depan (motivasi diri)
 
fenomena tugas pertama
  1.  hanya ada 2 anak dari 120 mahasiswa yang mendapat nilai A
  2. dan 80% dari di antaranya mendapat di bawah B
  3. angka 3,4,5 adalah angka yang dominan di bawahnya...

fenomena proses pembelajaran
  1.  banyak yang tidak memahami maksud yang dikatakan dosen 
  2. efeknya diskusi diluar kelas sering terjadi. 
  3. pertanyaan pertanyaan yang diajukan kurang mengarah pada kritik konsep dan penerapan dilapangan, kecenderungan meributkan asumsi dan paradigma dasar. pembahasan dan kritik konsep kebanyakan lebih pada pemahama logika.
menurut saya ini wajar, namanya juga pendidikan. namun menjadi tidak wajar jika secara proses dan hasil selalu tidak ada titik yang mempertemukan dengan mahasiswa dan dosen.

secara konsep yang diajukan dosen,  sangat bagus dan memang tingkat kedalamannya tinggi, inilah yang membuat para mahasiswa tidak memahaminya, mungkin karena pengaruh intelegensi, pengetahuan atau kefokusan belajar.

mungkin beberapa dosen yang lain akan mengatakan "kalian harus evaluasi" atau yang lebih sering kita lihat "belajar lebih keras lagi". sebagai salah satu mahasiswa saya pasti akan menyadarinya tanpa di beri tahu oleh dosen.

tapi disinilah keunikan cara berfikir dosen ini.. dia tidak hanya menuntut mahasiswa untuk mengevaluasi, namun dia berfikir dan mencari tahu "mengapa mahasiswa kesulitan??" tidak cukup sampai disana "lantas bagaimana agar mahasiswa saya bisa mendapat keahlian itu?? apa yang bisa perbuat??". 
pertanyaan inilah yang seringkali dilupakan oleh para pendidik, tugas seorang mahasiswa/siswa dia belajar.. dia ingin menjadi lebih baik, dia bodoh dan karena itulah dia bergabung dalam institusi pendidikan tersebut.
yang membuat saya semakin kagum adalah ucapannya pada saya "maaf, saya salah telah menggunakan standart saya yang telah berproses lebih lama daripada kalian, saya tidak fair jika itu yang saya jadikan pijakan untuk menilai dan membuat cara memahamkan kalian. kedepan saya akan berubah...."

"belajar dengan pendekatan proses, nilai bukanlah hal yang utama bagi saya.. saya ingin kalian menjadi lulusan dengan kesiapan terbaik.. "

apapun yang sedang kamu lakukan saat ini, berada dalam posisi dan jabatan manapun..kami akan terus belajar dirimu..

I#Ini tulisan di semester 3, tapi siapa yaa dosen itu... ?????!!1

Awalnya...

banyak orang bilang tentang aku, tentang hidupku..
"naya begini..naya begitu..."
telingaku hampir tuli mendengarnya, mulutku seperti mengandung bom atom yang tertahan bergejok dari dasar rasa alamiah manusia.
"apa yang salah??? tidak ada yang salah dengan kehidupan ini nay.. ya memang harus begini"
ku coba untuk menghibur egoku.

mungkin hanya diriku yang bisa membuat bahagia, mungkin hanya caraku yang bisa melakukannya.. sudah tidak ada harapan mendengarkan mereka, hanya aku tidak akan bisa berhenti mengkhawatirkannya.

Minggu, 29 Desember 2013

saat kau mendapati suatu hal berbeda dengan apa yang kamu harapkan, saat kau melihat betapa buruknya dirimu dari yang kau bayangkan. bingung kemana tempat tertuju, bingung melihat bagaimana diri dan langkahmu tidak terarah. Di saat itulah.. kamu perlu tenang.. dan pikirkan lagi kemana cahaya berada, memang akan lebih keras, jalannyapun terasa lebih terjal. 

tidak ada alasan untuk kamu tidak mengeluarkan kekuatan terbaikmu, tidak ada hal lain yang bisa kamu lakukan selain melewati kerasanya bebatuan itu. Bersabarlah, sabar bukan berarti pasrah.. sabar adalah menunggu dengan pantang menyerah. 

semangat Ima :)

Senin, 23 Desember 2013

Kesempatan



Aku terlahir disini, bukan karena aku ingin mengenalmu, bukan karena meladeni rasa takutku.
Tuhan yang bijak, tidakah kau ingin aku seperti mereka?
Para pendahulu yang kuat dan tangguh di tengah ganasnya gurun pasir.

Tapi…

Sepertinya, tidak mungkin bagiku untuk melanjutkan ini.
Sepertinya, tidak bisa bagiku bertahan disini.
Sepertinya, sudah habis kekuatanku menjalani ini.
Sepertinya begitu…

Rasanya, aku ingin sekali tidak peduli.
Rasanya, aku ingin menutup pintu dan diam saja.
Rasanya, ingin ku buat mereka tidak bersuara dihadapanku.
Begitu inginku…

Mungkin ini kesempatan yang kau beri untukku Tuhan,
Meski selalu aku meragukannya
Aku ingin aku percaya.
Aku selalu ingin percaya,

Aku yakin suatu saat.. nanti, Kau akan melihatku tersenyum lega..

Aku Suka Gelap



Siapa bilang gelap itu menakutkan, gelap itu adalah kepuasan gelap itu adalah tantangan menuju keindahan. Tanpa gelap kita tidak akan pernah mengerti arti terang. Taka da gelap  mungkin kita tidak akan pernah tau kemana terang tertuju. Saat kau merasakan ada di dalam gelap membuka dan menutup mata mungkin akan sama gelapnya, tapi satu hal yang akan kamu sadari kamu tidak akan takut pada apapun atau kamu akan menakuti semuanya. 

Tidak Nampak, tidak dapat mendefinisikan apa yang ada di depan memanglah mengkhawatirkan. Tidak bisa berbuat, melindungi diri, hanya akan merasa perih ketika tersakiti, merasa dingin ketika angin itu tiba. Itulah yang perlu kau cermati, gelap tidak akan membunuhmu, tapi kamu yang tidak mampu memahami sekelilingmulah yang akan menghancurkanmu. 

Tidak banyak orang menyukai gelap, mereka kadang berlari dan segera mencari sesuatu yang mampu membuat dirinya melihat dengan jelas. Wajar, Manusiawi bodoh orang yang senang dalam kegelapan karena hanya ada satu warna, hitam tidak selainnya.