Sabtu, 04 Januari 2014

Tidak Mungkin

Hujan hari ini begitu deras, bunyi berisik dalam rumah megah beratapkan seng cukup menganggu debar telingaku. Dua orang di sebelahku baru saja berhenti berdiskusi, membicarakan bagaimana kekaguman dan kebanggaan orang islam pada sosok Abdurachaman bin Auf . Pendahulu islam, sukses karena keahliannya dalam berdagang dan Ketaqwaannya pada Allah. Aku ikut merasakan aura itu, aura kerinduan pada pengabdi Islam. Tapi, aku.. aku sudah tidak ingin lagi bersedih dan menyesal atas pilihan yang telah aku buat.

Disini, aku berfikir tentang kekeliuran tentang realitas yang tidak mestinya terjadi. disini aku mulai memahami bahwa diriku memang bukanlah orang yang bisa di harapkan.
"Maaf, maafkan aku Tuhan.. Apa saat ini engkau kecewa padaku???"
Entah kenapa, aku selalu menyesal atas apa yang telah terjadi. Aku ingin melupakan dan memulai sesuatu yang baru, tapi sayangnya itu tidak mungkin. tidak mungkin. 

Rabu, 01 Januari 2014

Tenang yang Menyakitkan

Kotaku begitu terik siang ini, laju kendaraanku begitu kencang menyusuri ruas jalan ini. aku hendak menyelesaikan kegelisahanku, mereka hendak menilai apa yang aku tulis dalam paper tugas akhirku.

Penuh harap, namun di hantui ketakutan. Aku percaya aku bisa melalui ini, aku pasti berada dalam jajaran mereka yang terbaik. aku dan teman temanku, pasti bisa bersama dengan membawa kebanggaan.

Benar saja,aku lulus, tapi temanku adalah juaranya. Kenyataan ini sekilas lebih pahit, namun aku lega bahwa kami adalah orang orang terbaik. terimakasih telah mempertemukan aku dengan mereka yang bisa membantuku, aku akan belajar lagi.. aku harap kamu juga tidak mau kalah dengan semangatku..

Dan ada, 2 hasil lagi yang harus memicu jantung.. semoga semua berakhir tanpa menyisakan penyesalan