Senin, 14 Mei 2012

Politik Indonesia - Politisiana 5 Makam Era Megalitikum Ditemukan di Pagaralam

Saya belajar dari seorang dosen yang menerapkan mengenai apa arti "empati kognitif"
beliau memang seorang dosen yang bisa dikatakan dosen terbaik di kampus saya,
jelas saya tidak sepandai dan sehebat beliau, dari sudut pandang akademik bisa dikatakan jauh.. tapi bukan berarti saya tidak bisa melebihi beliau dimasa depan (motivasi diri)
 
fenomena tugas pertama
  1.  hanya ada 2 anak dari 120 mahasiswa yang mendapat nilai A
  2. dan 80% dari di antaranya mendapat di bawah B
  3. angka 3,4,5 adalah angka yang dominan di bawahnya...

fenomena proses pembelajaran
  1.  banyak yang tidak memahami maksud yang dikatakan dosen 
  2. efeknya diskusi diluar kelas sering terjadi. 
  3. pertanyaan pertanyaan yang diajukan kurang mengarah pada kritik konsep dan penerapan dilapangan, kecenderungan meributkan asumsi dan paradigma dasar. pembahasan dan kritik konsep kebanyakan lebih pada pemahama logika.
menurut saya ini wajar, namanya juga pendidikan. namun menjadi tidak wajar jika secara proses dan hasil selalu tidak ada titik yang mempertemukan dengan mahasiswa dan dosen.

secara konsep yang diajukan dosen,  sangat bagus dan memang tingkat kedalamannya tinggi, inilah yang membuat para mahasiswa tidak memahaminya, mungkin karena pengaruh intelegensi, pengetahuan atau kefokusan belajar.

mungkin beberapa dosen yang lain akan mengatakan "kalian harus evaluasi" atau yang lebih sering kita lihat "belajar lebih keras lagi". sebagai salah satu mahasiswa saya pasti akan menyadarinya tanpa di beri tahu oleh dosen.

tapi disinilah keunikan cara berfikir dosen ini.. dia tidak hanya menuntut mahasiswa untuk mengevaluasi, namun dia berfikir dan mencari tahu "mengapa mahasiswa kesulitan??" tidak cukup sampai disana "lantas bagaimana agar mahasiswa saya bisa mendapat keahlian itu?? apa yang bisa perbuat??". 
pertanyaan inilah yang seringkali dilupakan oleh para pendidik, tugas seorang mahasiswa/siswa dia belajar.. dia ingin menjadi lebih baik, dia bodoh dan karena itulah dia bergabung dalam institusi pendidikan tersebut.
yang membuat saya semakin kagum adalah ucapannya pada saya "maaf, saya salah telah menggunakan standart saya yang telah berproses lebih lama daripada kalian, saya tidak fair jika itu yang saya jadikan pijakan untuk menilai dan membuat cara memahamkan kalian. kedepan saya akan berubah...."

"belajar dengan pendekatan proses, nilai bukanlah hal yang utama bagi saya.. saya ingin kalian menjadi lulusan dengan kesiapan terbaik.. "

apapun yang sedang kamu lakukan saat ini, berada dalam posisi dan jabatan manapun..kami akan terus belajar dirimu..

I#Ini tulisan di semester 3, tapi siapa yaa dosen itu... ?????!!1

Jumat, 11 Mei 2012

" Pria, pembentuk karakter Naya "

"Angin masih berada dalam jalur kebenarannya,
keesaanMu tuhan yang akan menuntunkan melangkah pada jalan yang kau ingini"

pagi yang cerah, aku membuka jendela kamarku.. sinar mentari menembur kaca jendala yang terbuat dari kayu rapuh bertirai kain merah jambu, rajutan ibu..
"mb naya..." suara adik perempuan yang usianya terpaut 2 tahun di bawahku memanggil dari bawah.. segera aku bergegas menjemput ayah yang baru datang dari kerjanya..

"laku yah dagangannya??" tanyaku sambil membuka kantong glasing besar yang isinya masih penuh, bisa di pastikan pasti tidak sesuai harapan.

"tadi bibimu kesini??? ngapain saja dia??"
"g tau aku, aku baru saja pulang yah.. tadi katanya adek minta maenan dan di beli'in sama mbah nas, ini mainannya.." sambil ku sulurkan mobil mainan kecil warna merah itu pada ayah 
"lain kali kalian jaga baik baik adekmu, jangan urusan sekolah terus. kaliankan bisa gantian jaga firman, kasian dia"
aku hanya terdiam mendengar pinta ayah, memang aku yang salah waktuku tersita dari pagi hingga jam 7 malam untuk sekolah dan organisasiku. maklum anak SMA apalagi masih kelas 2 masih jauh dengan agenda UNAS yang jadi momok kami, para pelajar, hehe.

sekolahku bukan sekolah yang terbaik tapi juga bukan sekolah yang terburuk, SMAnya pinggiran itu karena aku tidak senang sekolah di tempat yang jauh. entah kenapa aku kurang suka, teringat bagaimana cerita saat hendak mendaftar di sekolah favorit.
ibu ingin aku sekolah di farmasi, tapi aku tidak suka padahal aku juga tidak punya pengetahuan apapun tentang sekolah itu, yang aku tau sekolha itu jauh dari rumah.
bahkan tetanggaku menyarakan aku disekolah lainnya yang lebih unggul karena memang dalam satu kampung nilaiku terbaik dari teman temanku, ini bukan yang pertama kalinya. keunggulanku memang di bidang akademik, dan bidang yang selainnya yang di unggulkan seperti wajah dan penampilan mungkin aku peringkat 2 terbawah. tapi kami tetap jadi keluarga yang lumayan terpandang, meski secara ekonomi cenderung standart.

hanya saja semua berubah, semenjak itu. semenjak ibu pergi, semenjak ayah ingin menikah lagi, semenjak kakak mencoreng nama keluarga.
semenjak itu pula aku tidak suka dengan keluarga ini, aku kehilangan sesuatu yang membuatku tenang dan nyaman. 
setiap hari aku harus mendengar ayah dan kakak (laki laki)ku tidak seperti ayah dan anak lagi, ayah yang selalu membimbing dan anak yang selalu menghargai, semuanya tidak lagi seperti dulu, saat ibu jadi penengah mereka.

kedua lelaki ini membuatku selalu hidup was was, "jika memang kalian tidak saling suka, kenapa tidak bertengkar  dan saling membunuh saja" pikiran jahatku saat aku benar benar lelah dengan tingkah mereka, mereka lelaki tapi perempuan. memendam dendam, selalu berprasangka, membuat fitnah, dan aku yang ada di tengah mereka, ayah bilang kakak A tapi kakaklah yang mengatakan A.  apa ibu dulu begini ?? bagaimana ibu bisa bertahan jika begini.

Egois dan tidak mau terbuka, itu yang tidak aku suka. aku tidak butuh ocehan dan analisis prasangkamu ayah, kakak.. aku ingin ayah yang dulu

aaahhh.. mungkin inilah yang membuatku menjadi naya yang sekarang, naya yang bertingkah layaknya lelaki, naya yang ingin menunjukkan begini seharusnya sikap yang tegas itu..
maafkan naya, ibu.. anak perempuanmu menganggap pria tercintamu salah, gadismu memandang putra tersayangmu tidak becus menjalankan tanggung jawabnya..

"mb, kakak kabur... dia meninggalkan surat ini..." ungkap adik perempuanku.
hari itu menjadi hari yang sangat mengherankan bagiku, padahal mentari masih terbit dari timur  dan menghilangkan wujudnya di arah timur bumi, bumi seolah menurukan patahannya seiring kagetnya aku, mengelus dada dengan permainan dua bocah yang layak di sebut pria.

"sudah kakakmu baik baik saja..." bujuk ayah padaku
"tapi bagaimana jika terjadi apa apa pada kakak..." isak tangisku mengiringi 
kakaku, telah 4 tahun berlalu... bagaimana kabarmu hari ini, apa kamu tahu sekarang keadaan kita.. pulanglah, tenang saja.. ayah tidak akan marah, ayah telah menyusul ibu.
pulanglah kak, lihatlah diriku yang menjadi seperti dirimu, bahkan lebih baik dari kamu.. aku lebih baik dari kamu!


Rabu, 09 Mei 2012

Fiqh...Kok Bisa yaaa?????

Masyarakat zaman sekarang, entah mengapa kemampuan logika memandang kebenaran seolah tumpul jika di hadapkan dengan pandangan keagmaan mereka...
ehm.. kebanyakan dari mereka mengatakan bahwa "ini masalah kepercayaan.."
tapi pertanyaannya "memang kepercayaan itu datang tiba tiba, tanpa ada kebenaran yang  mendasari"
ini jelas tidak mungkin, sangat tidak mungkin..
kepercayaan kita pada sesuatu, sahabat misalkan.. itu pasti berasal dari pemahaman kita mengenai sahabat itu.. termasuk dalam kita memandang agama, kepercayaan itu pasti ada dalihnya..

keanehan yang saya maksud disini mengkrucut pada pengakuan agama islam mengenai mahzab.. seperti yang kita ketahui bahwa islam mengakui 4 mazhab yakni
  1. imam hanafi 
  2. imam maliki
  3. imam syafi'i
  4. imam hambali 
masyarakat mengakui pandangan mazhab 4 imam ini adalah pandangan yang secara formal di akui oleh agama islam..
pertanyaan saya sederhana,
"jika memang mereka semua islam mengapa ada pembedaan hingga menjadi 4 mazhab???"
apakah sama saja, baik kita akan bahas mengenai perbedaan mereka. apakah perbedaan mereka signifikan hingga membedakan secara subtansi atau hanya pinggiran saja, misalkan mengenai nama dan wilayah saja namun ajarannya sama, namun jika ajaran secara subtansinya berbeda hanya ada 2 peluang.
  1. pasti ada yang benar dan yang salah dari mereka
  2. keseluruhan dari mereka salah 
namun rumusan masalah disini kita tidak hendak mengkritik mana yang salah dan yang benar, saya hanya akan menunjukkan bahwa ada "keanehan" dalam umat islam


DEFINISI MAZHAB

Menurut Wikipedia
Mazhab (bahasa Arab: مذهب, madzhab) adalah istilah dari bahasa Arab, yang berarti jalan yang dilalui dan dilewati, sesuatu yang menjadi tujuan seseorang baik konkrit maupun abstrak. Sesuatu dikatakan mazhab bagi seseorang jika cara atau jalan tersebut menjadi ciri khasnya. Menurut para ulama dan ahli agama Islam, yang dinamakan mazhab adalah metode (manhaj) yang dibentuk setelah melalui pemikiran dan penelitian, kemudian orang yang menjalaninya menjadikannya sebagai pedoman yang jelas batasan-batasannya, bagian-bagiannya, dibangun di atas prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah.
Mazhab menurut ulama fiqih,  
adalah sebuah metodologi fiqih khusus yang dijalani oleh seorang ahli fiqih mujtahid, yang berbeda dengan ahli fiqih lain, yang menghantarkannya memilih sejumlah hukum dalam kawasan ilmu furu'.

secara sederhana kita dapat mengartikan bahwa pengertian mahzab adalah jalan, cara, metodelogi dalam menjalani priinsip prinsip kaidah hukum.
jika kita compare kan dengan adanya perbedaan mazhab dalam memandang islam, maka ada perbedaan jalan, cara, dan metodelogi dalam memandang islam.
sebagaimana kita ketahui bahwa cara, jalan, dan metodelogi merupakan alat kita dalam membuat hukum islam. bisa di bayangkan jika alatnya sudah berbeda, cara bekerjanya berbeda.. akankah hukum yang di keluarkan sama, jika asumsinya secara bahan atau inputnya sama.
inilah yang tidak mungkin untuk kita mengatakan bahwa semua perbedaan itu adalah islam, karena jika memang islam itu adalah satu ajaran maka hukumnya pastilah satu, yakni islam itu sendiri.

secara isi metodelogi
Imam Hanafi 
  1. Al - Qur'an 
  2. As Sunnah
  3. Ijma'
  4. Istihsan 
Imam Maliki 
  1. Al Qur'an
  2. As Sunnah
  3. Ijma' 
  4. Qiyas 
  5. Urf (amal madinah) 
Imam Syafi'i
  1.  Al Qur'an 
  2. As Sunnah 
  3. Ijma'
  4. Qiyas 
Imam Hambali 
  1.  Al Qur'an 
  2. As Sunnah
  3. Ijma'
  4. jika tidak ada lebih baik diam
secara gambaran umum mengenai cara atau metodelogi mereka dalam memahami telah berbeda, belum lagi prinsip dalam menjalannkannya, hal ini yang lebih menunjukkan perbedaan. dengan kejelasan perbedaan begini maka menurut saya sepertinya kecil untuk hasil yang di dapatkan sama.

secara fakta maka kita bisa melihat produk hukum yang berbeda dari berbagai mazhab.
  1. masalah pemimpin perempuan dari mazhab hanafi memperbolehkan 
  2. pada mazhab imam hambali melarang pemimpin perempuan. 
apakah ini islam???
mugkinkah ada 2 hukum yang berbeda dengan konteks yang sama??
yang manakah yang islam??

lebih mencengangkan lagi bahwa  kesepakatan ini di setujui oleh khalifah saat itu, artinya pemimpin saat itu menyetujui dengan kesengajaan perbedaan pada islam.

dan anehnya perbedaan ini tetap ada hingga saat ini. umat islam masih mengakui perbedaan dalam islam yang secara tidak langsung mengizinkan adanya kesalahan umat dalam memandang islam.

Visi Misi Organisasi

Visi Misi Organisasi

DEFINISI VISI
secara definisi oprasional visi sering disebut dengan cita cita organisasi, dalam beberapa organisasi yang sifatnya ideologis akan medasarkan visi organsasinya dengan ideologinya. beberapa ilmuan menyebutkan bahwa visi  adalah keinginan, namun bukan hanya sekedar keinginan. keinginan tersebut adalah keinginan yang rasional, artinya keinginan tersebut dapat di pertanggung jawabkan dan bukanlah keinginan yang utopis atau dengan kata lainnya adalah keinginan tersebut berpotensi untuk tercapai.
bahasa sederhananya adalah "want to be". 

SIFAT DAN SYARAT VISI
  1. visioner 
  2. ilusionist
  3. measurable 
  4. rational 
  5. spesific
CARA MERUMSUKAN VISI
dalam merumuskan visi pada organisasi baik organisasi sosial maupun profit, yang menjadikan pijakan kita adalah KEINGINAN RASIONAL. dengan definisi oprasional inilah kita dapat merumuskan 2 hal yang terkadung dalam visi 
Keinginan
keinginan yang dimaksud disini adalah apa yang hendak di miliki dituju, atau dengan kata lainnya adalah dasar berfikir, latar belakang munculnya organisasi tersebut. dalam beberapa literatur disebutkan bahwa ini merupakan "bidang usaha", secara arti terminologi sama dengan apa hal yang ingin di tuju oelh organisasi tersebut.
Rasional   
dalam hal ini yang di nilai adalah keinginan yang telah ada tersebut, dalam penilaian "rasional" ini kita menyoroti kemungkinan tercapainya visi organisasi tersebut. standart yang di nilai dalam kerasionalan visi adalah pasar dan internal kita
"apakah keinginan kita bisa diterima oleh pasar --> bisa menggunakan pendekatan universal atau spesifik menggunakan pendekatan faktor penerimaan dalam teori pemasaran"
beberapa aspek yang melingkupi kerasionalan adalah :
  1. produk 
  2. keunggulan kita 
  3. ukuran gerak
ketiga variabel di atas merupakan variabel intenal kita, dengan melihat bagaimana produk kita dan nantinya akan di nilai dengan pendekatan pasar, sedangakan keunggulan kita dan ukuran gerak lebih pada ukuran gerak kita sebelumnya (agar kita mengetahui potensi di masa medatang, tidak hanya sekedar rasional tanpa dasar >> butuh di aktuskan), atau dengan kata lain menggunakan evaluasi gerak kita. dengan hal ini kita mengetahui bahwa visi adalah keinginan yang rasional yang mengukurnya bukan menggunakan 2 hal yakni kemampuan aktus dan potensial. 

PENGUJIAN VISI 
Visi tidak hanya cukup di buat saja, di buatnya visi agar kita mampu bertahan dan mengarahkan organisasi kita dengan tepat dan akurat. sehingga perhitungannya bukan hanya sekedar keinginan dan kemampuan kita serta bagaimana potensi penerimaan pasar, harus ada pengesuaian dengan variabel yang lainnya yakni pesaing kita dan kondisi lingkungan makro kita. karena jika visi kita tidak mampu membuat kita survive dengan adanya hambatan pada pesaing dan lingkungan makro artinya bisa di katakan bahwa visi ini tidak memenuhi seperti syarat dan standart di atas. atau dengan bahasa lainnya visi harus mampu/bisa adaptable dengan lingkungan. 
beberapa kasus seringkali tidak akan mengubah visi secara esensi,karena esensi itulah yang medasari terciptanya organisasi (atau jika esensi visi berubah maka seharusnya organisasi tersebut juga telah berubah) kecenderungan pengubahan visi biasanya adalah pada hal yang sifatnya redaksional, karena memang adanya lingkungan makro yang berubah. hanya saja tidak selalu lingkungan makro = visi berubah. kondisi lingkungan makro yang mampu merubah visi adalah lingkungan makro yang memang mengancam eksistensi visi itu sendiri. 


Selasa, 08 Mei 2012

kamu harus hadapi ini..

Dalam kehidupan ini kadang kala kita sering mengeluh, sering menganggap kita tidak mampu padahal jika kita telah di turunkan di bumi artinya kita di percaya allah untuk menjalani misi yang di titipkan allah pada kita.
sebenarnya kesulitan itu datang dari kita, dari presepsi dan penilaian kita. maksudnya kitalah yang membuat kesulitan itu sendiri, dan kitalah juga yang sebenarnya mampu menghilangkan "kesulitan" itu.
dalam benak dan fikiran saya setiap apa yang kita rasa dan dapatkan hari ini pastilah buah dari prilaku dan perbuatan kita di masa lalu. entah kita menganggapnya musibah dan anugrah, namun itulah yang pantas kita terima. jika tidak begitu, atau kita memanipulasinya kita tidak akan pernah belajar mengenai kehidupan ini, kita tidak akan pernah belajar mengenai bagaimana prilaku yang tepat, dengan bijak dalam kehidupan.

oleh karenanya, entah berat atau ringan entah baik atau buruk, entah menguntungkan atau merugikan.. itulah yang harus kita hadapi, tidak perlu menyesal dengan kondisi yang ada karena itulah yang memang layak dan tepat, istilahnya itulah yang setingkat dengan kemampuan dan kecerdasan kita, jika kurang dan lebih ini yang malah tidak membawa kebermaknaan dalam kehidupan.

semoga kita tetap menjalani kehidupan dengan baik, bagaimanapun kondisinya. belajar dan selalu membangun untuk menuju pada yang baik dan yang terbaik, tentunya dengan menggunakan standart baik menurut sang khalik.

don't be afraid.. all izz well...