keesaanMu tuhan yang akan menuntunkan melangkah pada jalan yang kau ingini"
pagi yang cerah, aku membuka jendela kamarku.. sinar mentari menembur kaca jendala yang terbuat dari kayu rapuh bertirai kain merah jambu, rajutan ibu..
"mb naya..." suara adik perempuan yang usianya terpaut 2 tahun di bawahku memanggil dari bawah.. segera aku bergegas menjemput ayah yang baru datang dari kerjanya..
"laku yah dagangannya??" tanyaku sambil membuka kantong glasing besar yang isinya masih penuh, bisa di pastikan pasti tidak sesuai harapan.
"tadi bibimu kesini??? ngapain saja dia??"
"g tau aku, aku baru saja pulang yah.. tadi katanya adek minta maenan dan di beli'in sama mbah nas, ini mainannya.." sambil ku sulurkan mobil mainan kecil warna merah itu pada ayah
"lain kali kalian jaga baik baik adekmu, jangan urusan sekolah terus. kaliankan bisa gantian jaga firman, kasian dia"aku hanya terdiam mendengar pinta ayah, memang aku yang salah waktuku tersita dari pagi hingga jam 7 malam untuk sekolah dan organisasiku. maklum anak SMA apalagi masih kelas 2 masih jauh dengan agenda UNAS yang jadi momok kami, para pelajar, hehe.
sekolahku bukan sekolah yang terbaik tapi juga bukan sekolah yang terburuk, SMAnya pinggiran itu karena aku tidak senang sekolah di tempat yang jauh. entah kenapa aku kurang suka, teringat bagaimana cerita saat hendak mendaftar di sekolah favorit.
ibu ingin aku sekolah di farmasi, tapi aku tidak suka padahal aku juga tidak punya pengetahuan apapun tentang sekolah itu, yang aku tau sekolha itu jauh dari rumah.
bahkan tetanggaku menyarakan aku disekolah lainnya yang lebih unggul karena memang dalam satu kampung nilaiku terbaik dari teman temanku, ini bukan yang pertama kalinya. keunggulanku memang di bidang akademik, dan bidang yang selainnya yang di unggulkan seperti wajah dan penampilan mungkin aku peringkat 2 terbawah. tapi kami tetap jadi keluarga yang lumayan terpandang, meski secara ekonomi cenderung standart.
hanya saja semua berubah, semenjak itu. semenjak ibu pergi, semenjak ayah ingin menikah lagi, semenjak kakak mencoreng nama keluarga.
semenjak itu pula aku tidak suka dengan keluarga ini, aku kehilangan sesuatu yang membuatku tenang dan nyaman.
setiap hari aku harus mendengar ayah dan kakak (laki laki)ku tidak seperti ayah dan anak lagi, ayah yang selalu membimbing dan anak yang selalu menghargai, semuanya tidak lagi seperti dulu, saat ibu jadi penengah mereka.
kedua lelaki ini membuatku selalu hidup was was, "jika memang kalian tidak saling suka, kenapa tidak bertengkar dan saling membunuh saja" pikiran jahatku saat aku benar benar lelah dengan tingkah mereka, mereka lelaki tapi perempuan. memendam dendam, selalu berprasangka, membuat fitnah, dan aku yang ada di tengah mereka, ayah bilang kakak A tapi kakaklah yang mengatakan A. apa ibu dulu begini ?? bagaimana ibu bisa bertahan jika begini.
Egois dan tidak mau terbuka, itu yang tidak aku suka. aku tidak butuh ocehan dan analisis prasangkamu ayah, kakak.. aku ingin ayah yang dulu
aaahhh.. mungkin inilah yang membuatku menjadi naya yang sekarang, naya yang bertingkah layaknya lelaki, naya yang ingin menunjukkan begini seharusnya sikap yang tegas itu..
maafkan naya, ibu.. anak perempuanmu menganggap pria tercintamu salah, gadismu memandang putra tersayangmu tidak becus menjalankan tanggung jawabnya..
"mb, kakak kabur... dia meninggalkan surat ini..." ungkap adik perempuanku.hari itu menjadi hari yang sangat mengherankan bagiku, padahal mentari masih terbit dari timur dan menghilangkan wujudnya di arah timur bumi, bumi seolah menurukan patahannya seiring kagetnya aku, mengelus dada dengan permainan dua bocah yang layak di sebut pria.
"sudah kakakmu baik baik saja..." bujuk ayah padaku
"tapi bagaimana jika terjadi apa apa pada kakak..." isak tangisku mengiringikakaku, telah 4 tahun berlalu... bagaimana kabarmu hari ini, apa kamu tahu sekarang keadaan kita.. pulanglah, tenang saja.. ayah tidak akan marah, ayah telah menyusul ibu.
pulanglah kak, lihatlah diriku yang menjadi seperti dirimu, bahkan lebih baik dari kamu.. aku lebih baik dari kamu!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar